26 Januari 2017
Kadang membicarakan kejelekan seseorang di belakang terasa menyenangkan. Kita seakan menjadi orang yang paling benar hidupnya. Sehingga berhak untuk menghakimi orang lain atas kesalahannya.
Kalau dipikir-pikir sebenarnya apa sih keuntungan dari membicarakan kejelekan orang lain? Kalau orang itu memang menyebalkan, membicarakan kejelekannya malah kadang hanya membawa energi negatif dalam diri kita. Sementara jika orang yang kita bicarakan sesuai dengan rumor yang beredar, jatuhnya cuma fitnah ‘kan. Ditambah, dari membicarakan kejelekan orang lain, kamu cuma akan mendapatkan 7 hal yang merugikan ini.
1. Kalau tak suka sama seseorang, kenapa tak disampaikan secara langsung saja. Bukankah bisa lebih melegakan?Kebanyakan dari kita kalau ketahuan sedang asik membicarakan orang lain, pasti akan menyanggah sambil mengatakan, Kita ‘kan ngomonginnya fakta, jadi ya salah siapa berbuat kaya gitu,”. Tapi sekalipun apa yang kamu bicarakan itu benar dan nyata, bukan berarti kamu bebas menggunjingkan orang tersebut karena kesalahannya.
Kalau memang ada yang salah dari orang lain, kenapa tak langsung katakan pada orangnya saja? Bukankah itu bisa lebih melegakan? Kamu juga akan terhindar dari perbuatan fitnah.
2. Daripada ngomongin orang, mending buat ngomongin hal-hal penting dan menambah pengetahuanKalau sudah ngumpul sama teman-teman, kebiasaan buruk yang susah sekali dihilangkan tentu adalah ngomongin orang. Entah ngomongin teman sendiri atau malah ngomongin orang lewat yang jelas-jelas nggak kamu kenal.
Sangat disayangkan bukan kalau quality time kamu bersama teman hanya digunakan untuk menggunjingkan orang lain? Asik sih memang bisa menertawakan kesalahan orang, tapi bukankah masih banyak hal di dunia ini yang lebih menarik untuk dibicarakan. Seperti misalnya status jomblomu yang nggak berakhir juga. Eh.
3. Membicarakan kejelekan orang di belakang, tanpa kamu sadari akan menunjukkan kejelekan yang ada dalam dirimu sendiriKamu kenal sama Farida, ‘kan? Masa dia kemarin berantem di twitter sama pacarnya. Kan malu-maluin banget.
Masa? Ih, hari gini masih berantem di social media. Nggak tahu malu aja.
Buat kita, mencari keburukan orang lain untuk dikomentari selalu mudah dan menyenangkan. Padahal tanpa kamu sadari, dengan membicarakan orang lain juga akan menampakkan kejelekan diri sendiri. Kalau sampai kamu tahu sedetail itu kesalahan yang dilakukan oleh orang lain, tandanya sih kamu orang yang kurang kerjaan juga.
4. Tanpa kamu sadari, kebiasaan ngomongin orang malah akan membuatmu dijauhi oleh orang-orang terdekatmu sendiriAda istilah yang mengatakan, “Punya teman sedikit nggak masalah, asal berkualitas,”. Tapi menambah teman sebanyak-banyaknya tak akan membuatmu rugi juga. Sementara jika kamu terus memelihara kebiasaan membicarakan kejelekan orang lain di belakang, jangankan untuk menambah teman, memiliki sedikit teman yang berkualitas pun mungkin kamu nggak mampu.
Kalau seperti ini, kamu ‘kan yang merugi?
5. Dan setelahnya, bukan malah prestasi yang menempel pada dirimu. Melainkan cap jelek yang akan merugikan dirimu sendiriTidak ada hal yang bisa dibanggakan ketika kita sudah dicap sebagai tukang gosip ataupun orang bermuka dua oleh orang lain. Apa kamu mau kalau lebih dikenal orang karena sifat buruk yang suka menggunjing daripada dicap dengan sederet prestasi yang kamu miliki? Tidak menutup kemungkinan kalau semua akan terbalik dan kamulah yang dijadikan bahan omongan dan tertawaan oleh orang lain.
6. Ada kalanya, lebih baik berkaca tentang diri sendiri. Sudah berhakkah kita membicarakan keburukan orang lain?Perlu selalu kamu ingat, bahwa setiap manusia dilahirkan dengan baik dan buruknya masing-masing, dan tidak ada manusia manapun yang berhak untuk menilai apalagi kemudian membicarakan keburukan tersebut.
Yuk, banyak-banyak berkaca. Apakah sudah layak kamu menilai sifat seseorang? Apakah sudah pantas kamu menertawakan keburukan orang lain, padahal kamu sendiri memilki banyak kekurangan, yang siapa tahu lebih buruk daripada orang yang kamu tertawakan tersebut.
Kita harus mulai dewasa, dengan mampu menyaring apa yang akan kita ucapakan. Bukan hanya apa yang akan kita dengar dari orang lain. Karena sesungguhnya, lidah itu lebih tajam daripada pisau, dan jangan sampai kamu menyesali omongamu sendiri di kemudian hari.
0 Comments