Nah sahabat Halo Dunia, pada postingan sebelumnya kami telah membagi cara mengenali berita hoax. Pada penjelasan di atas juga telah disebutkan beberapa hal yang sering dijadikan bahan oleh kelompok radikal untuk menyebarkan berita hoax. Selanjutnya penulis akan memberikan informasi mengenai metode terbaru yang dilakukan oleh kelompok radikal dalam menyebarkan berita hoax dan provokatif…
Budaya masyarakat kita yang reaktif terhadap berita-berita negatif sebenarnya merupakan kelebihan dari sebuah masyarakat yang majemuk, mencerminkan kepedulian yang tinggi terhadap suatu nilai yang mereka pegang. Namun inilah yang justru dimanfaatkan, selain menciptakan banyak berita palsu, ternyata sekarang kelompok radikal juga berperan sebagai orang-orang yang seolah perduli.
Mereka tampil dengan cara membeberkan berita hoax, mereka sebut berita tersebut meresahkan, tapi sebenarnya berita itulah yang ingin mereka sebarkan. Rasa peduli yang tinggi dari masyarakat kita akhirnya mendorong untuk menyebarkan kembali, berusaha mengingatlan bahwa berita yang sedang beredar tersebut adalah hoax. Alih-alih memberikan informasi yang bermanfaat, namun tanpa disadari sebenarnya kita telah dimanfaatkan oleh mereka untuk menyebarkan kembali detil isi berita tersebut. Teori-teori tersebut merupakan teori Link Wheel, yang mana teori tersebut sering digunakan oleh tim SEO (search engine optimization) dalam aksi penyebaran informasi sebuah produk.
Sahabat Halo Dunia, melalui ini kami mengajak sahabat semua untuk lebih bijak dalam menyikapi tiap berita yang beredar di media sosial. Telaah dan rumuskan isi berita dalam dua hal, bermanfaat atau tidak bermanfaat. Bagilah informasi-informasi yang memang mengandung manfaat, dan cukup didiamkan atau hapus apabila memang tidak bermanfaat.
Jangan mau diperalat oleh kelompok radikal, yang tanpa disadari telah menjadikan kita “alat” mereka dalam menyebar teror. Memicu hal-hal yang menyebabkan hilangnya rasa aman dan nyaman yang telah kita miliki bersama keluarga, mengganggu keharmonisan hubungan antar umat beragama, suku dan golongan. Mari ber-media sosial dengan cerdas….( rga )
Sumber :
– Kombespol Muh Anwar Nasir
– M. Khoirul Amin, S.H,S.Kom,M.kom
0 Comments